Series Baitul Maqdis-3: Menelaah Kalamullah Tentang Tanah Pilihan (Baitul Maqdis Di Dalam Al-Qur'an)


 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Bestie, sudah pada tahu belum Baitul Maqdis dikisahkan di dalam Al-Qur'an? Dan ternyata di QS. At-Tin loh, terus di mana huruf "و " pada Surah itu adalah huruf Qasam yang digunakan untuk menyatakan sumpah. Setiap manusia dilarang mengucapkan sumpah kecuali dengan lafaz Allah. Tetapi Allah bisa mengucapkan sumpah dengan makhluknya dan jika begitu maka makhluk tersebut merupakan sesuatu yang agung. Masya Allah

Tafsir QS. At-Tin

Buah Tin dan Zaitun

Banyak mendapat dari mufasirin tentang ayat ini diantaranya:

a. Merujuk pada nama buah yang kita kenal yaitu tin dan zaitun.

b. Merujuk pada tempat buah itu tumbuh. Buah tin banyak tumbuh di negeri Syam dan buah zaitun banyak tumbuh di wilayah Baitul Maqdis.

c. Merujuk pada sebuah gedung, tin merujuk pada bukit di Syam dan di Baitul Maqdis.

d. Tempat lahir dan diutusnya Nabi Isa a.s

Gunung Sinai

"Siniin" dalam bahasa Arab artinya mubarok (berkah). Berarti bukit/gunung yang diberkahi, tempat nabi Musa a.s berbicara secara langsung dengan Allah untuk mendapatkan wahyu.

Negeri Makkah 

    Tempat lahir dan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Syam juga adalah tempat Nabi Nuh a.s bermukim setelah peristiwa banjir, Allah selamatkan bersama keluarganya. Kemudian, menyebar ke berbagai wilayah. Syam adalah nama dari salah satu putra Nabi Nuh a.s.

    Allah ingin memperlihatkan kepada kita bahwa di tempat-tempat inilah Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nabi Nya dan membawa risalah yang sama yaitu risalah tauhid untuk manusia.

Keistimewaan buah zaitun dalam QS. An-Nur ayat 35


اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan- perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

    "Syajaarotin mubarokah", adalah pohon zaitun. Pada ayat ini yang dimaksud adalah pohon zaitun yang berada di Baitul Maqdis. Tidak tumbuh di barat dan di timur. Karena Baitul Maqdis berada di tengah-tengah. Zaitun itu pun tumbuh di perbukitan jadi selalu kena sinar matahari pagi dan sore. Memiliki kualitas yang paling baik. Allah menyebutkan, digunakan untuk bahan bakar (lampu). Bahkan sebelum dibakarpun buah zaitun ini sudah memancarkan cahaya.

    Kenapa Allah bersumpah demi buah Tin dan Zaitun? Sedangkan pendengarnya adalah orang Quraisy yang ada di Makkah? Ini menunjukkan bahwa Allah mengajak pada orang-orang Quraisy saat itu untuk mengarahkan pandangannya (mempelajari) kepada Syam dan Baitul Maqdis. 

Ayat yang menyebutkan Al Ardhul Muqaddasah QS Al Maidah ayat 21


 يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَىٰ أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ

“Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.”

    Kata "Ardhul Muqaddasah", hanya disebutkan satu kali, tentang Nabi Musa as dan kaumnya (kata Baitul Maqdis tidak disebutkan dalam Quran, tetapi dalam hadits). Tanah ini tidak mutlak dijanjikan kepada Bani Israil seumur hidup mereka sepanjang zaman. 

    Baitul Maqdis pernah dibebaskan masa Umar bin Khattab, sampai pada masa Daulah Abbasiyah para pemimpinnya mulai tidak menjalankan syariat. Maka Baitul Maqdis Allah ambil kembali dengan adanya perang salib. Kemudin Baitul Maqdis dibebaskan kembali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, sampai masa akhir kekuasaan Turki Utsmani yang mulai cinta dunia dan meninggalkan syariat. Akhirnya keistimewaan menguasai Baitul Maqdis Allah ambil lagi.

    Syaratnya mereka harus taat dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Bila tidak maka keistimewaan ini Allah ambil lagi. Dan ini tidak hanya kepada Bani Israil. Jadi, siapapun yang beriman dan taat kepada Allah, Insyaa Allah akan diberikan kemuliaan untuk membebaskan dan memakmurkan Baitul Maqdis. Andai syarat itu tidak dipenuhi, maka Baitul Maqdis akan Allah ambil lagi. Termasuk Negara Palsu Israel yang banyak melakukan kedzaliman, maka suatu saat Allah akan ambil tanah itu dari mereka dan diberikan kepada mereka yang beriman dan taat kepada Allah. 

Ayat yang menyebutkan Baitul Maqdis dengan tersirat QS Al Baqarah ayat 58


وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ

“(Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitul Maqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami), ’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”

    Ayat ini juga menceritakan tentang Nabi Musa dan kaumnya. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk: Maksudnya masuk ke Baitul Maqdis dengan ketawadhuan. 

Ayat yang mencantumkan kata “Barokna

QS Al Anbiya ayat 71, kata “Barokna fiiha” 

“Kami menyelamatkannya (Ibrahim) dan Lut ke tanah (Syam) yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.” 

QS Al Anbiya ayat 81, kata “Barokna fiiha”

“(Kami menundukkan) pula untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” 

QS Al Araf ayat 137, kata “Barokna fiiha”

“Kami wariskan kepada kaum yang selalu tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. (Dengan demikian), telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Kami hancurkan apa pun yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya serta apa pun yang telah mereka bangun.” 

QS Saba ayat 18, kata “Barokna fiiha”

“Kami jadikan antara mereka dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam) beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman.” 

QS Al Isra ayat1, kata “Barokna haulahu”

“Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” 

  • Kata "Barokna fiiha" berarti wilayah yang berkah adalah tanah di wilayah itu saja. 
  • Kata "Barakna haulahu" berarti yang Allah berkahi sekelilingnya. 
- Menurut para ulama, bila sekelilingnya diberkahi maka otomatis tempat tersebut adalah pusat barokahnya. Dan keberkahan tersebut menyebar ke wilayah lainnya. 
- Kenapa Masjidil Aqsha Allah katakan Barokna haulahu? Karena di tempat tersebut Allah turunkan Nabi-Nabi dan tanah yang subur. 

Teori Geopolitik: Lingkaran Barakah


Lingkaran I: Masjidil Aqsha dan Baitul Maqdis 
Lingkaran II: Al Ardh Mubarakah 
Lingkaran III: Dari Mubarakah sampai ke Makkah 

     
    Siapa yang mampu menguasai lingkaran pertama, maka ia bisa menguasai lingkaran kedua. Siapa yang mampu menguasai lingkaran kedua, maka ia mampu menguasai lingkaran ketiga. Siapa yang mampu menguasai lingkaran ketiga, maka ia bisa menguasai dunia.

Ayat selanjutnya dari surat At Tin

QS. At-Tin ayat 4 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, "
QS. At-Tin 95 ayat 5

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
 "Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, "
    Penciptaan manusia adalah penciptaan paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Ketika kita sudah diciptakan dengan sebaik-baiknya penciptaan, dan kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kebaikan yang Allah berikan tadi akan kita miliki. Sebaliknya, bila kita tidak beriman dan beramal saleh, sebaik apapun wujud kita, maka ancaman Allah adalah neraka, yaitu tempat serendah-rendahnya tempat. Dan Allah adalah sebaik-baiknya hakim. Ketika kita belajar Baitul Maqdis, kita tidak hanya memerdekakannya dan menolong saudara-saudara di sana, tapi juga perbaikan dari diri kita, tentang keimanan dan amal soleh kita. Bila kita sudah memperbaiki diri, maka seperti yang Allah janjikan, semoga kita termasuk dalam barisan yang memperjuangkan Baitul Maqdis dan berhak mendapatkan keistimewaan Baitul Maqdis. 
    Setelah surat At-Tin. Allah letakkan surat Al-Alaq. Peletakan susunan surat-surat dalam Al-Quran adalah berdasarkan perintah Allah, melalui malaikat JIbril disampaikan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Di awal ayat surat Al-Alaq Allah berfirman Iqro, yaitu perintah Allah untuk membaca (belajar). Bila kita berharap agar dapat masuk ke dalam barisan pembebas Baitul Maqdis, maka kita awali dengan membaca. 


Jazakumullahu Khairan

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sc: Ustadzah li Lathifah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Series Baitul Maqdis-2 Part 1: Menapaki Jejak 124 Ribu & Rasul (Rihlah Masjidil Aqsha)

Series Baitul Maqdis-5: Membebaskan Tanah Suci yang Terjajah I (Lini Masa Nabi Musa a.s & Nabi Yusya’ bin Nun a.s)